minat di china eropa redup batu bara kiamat lebih cepat

preview-news-detail

Minat di China & Eropa Redup, Batubara 'Kiamat' Lebih Cepat?

Harga batu bara dunia menguat pada perdagangan kemarin walaupun permintaan dari China dan Eropa berpotensi merosot.

Pada penutupan perdagangan Selasa (2/7/2024), harga batu bara Ice Newcastle kontrak Agustus ditutup di US$134,9 per ton, menguat 0,9%.

Alex Claude, CEO of dry bulk data and analysis firm DBX mengungkapkan harga batu bara telah turun drastis di Eropa.

Di Eropa, Claude mengatakan berkurangnya stok di pelabuhan merupakan tanda lemahnya permintaan spot.

"Stoknya sedikit tapi jika dilihat dari persentase permintaan, sebenarnya sangat nyaman," ujarnya.

Claude juga mengatakan permintaan batu bara di China telah menurun drastis.

"Harga batu bara telah turun cukup drastis, China berada dalam kondisi yang cukup bearish selama sekitar satu bulan ini, karena lebih banyak produksi pembangkit listrik tenaga air," ungkap Claude.

Laporan Badan Energi Internasional (IEA) mengungkapkan bahwa China memasang hampir 350 gigawatt (GW) kapasitas energi terbarukan baru pada tahun 2023. Jumlah tersebut lebih dari separuh total kapasitas global. Jika negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini mempertahankan kecepatan ini, kemungkinan besar China akan melampaui target tahun 2030 pada tahun ini.

Target formal China adalah memiliki kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin dan surya sebesar 1.200 GW pada tahun 2030, namun IEA mengatakan pada bulan April tahun ini kapasitas tersebut sudah mencapai 1.130 GW.

Laporan IEA mengatakan bahwa pemodelan berdasarkan ambisi dekarbonisasi China memberikan "perkiraan lintasan ambisi pada tahun 2030" sebesar lebih dari 3.000 GW untuk semua jenis energi terbarukan, termasuk tenaga air, pada akhir dekade ini.

Batu bara melandai juga ditengarai oleh kejadian keluarnya gas metana dan datangnya musim hujan di India. Cuaca di India diperkirakan akan jauh lebih dingin sejalan dengan datangnya musim hujan dalam 2-3 hari mendatang.

Laporan cuaca di New Delhi dan wilayah lain sudah mengingatkan akan kemungkinan hujan lebar dalam beberapa hari ke depan.

Datangnya musim hujan akan mengurangi penggunaan listrik untuk pemanas ruangan. Alhasil, permintaan batu bara akan melandai.

Tagsmining